Minggu, 20 Januari 2013

Memulai Kesuksesan dengan Kewirausahaan

Ketika badai krisis datang,
Sebagian orang yang takut dan pesimis
Memilih segera membangun dinding yang tebal
Untuk menahan badai agar bisa selamat
Sekalipun risikonya adalah kelaparan

Sebagian orang lagi
Justru berpikir berbeda
Ia memilih membuat kincir angin
Agar bisa memanfaatkan badai itu untuk kepentingannya
Sekarang bagaimana dengan anda?
--Pepatah Negeri Tirai Bambu

Seorang wirausaha itu cenderung mempunyai pikiran yang berbeda dengan orang lain. Ya seperti petikan pepatah diatas.

Perbedaan itu nyata sekali dan perbedaan itulah yang membedakan derajat seorang wirausaha dengan orang lain.

Siapkah anda menjadi orang yang berbeda? Kalau anda Siap berarti anda sudah mulai menumbuhkan salah satu sikap Wirausaha yaitu “Berbeda”
Tetapi bukan berbeda dalam hal keburukan lho?
Berbeda dalam berpikir menjadi orang yang lebih dewasa, yang dapat merubah sesuatu yang tidak mungkin bagi kalayak banyak menjadi mungkin dan ada.

Perlu diketahui juga, tingkat kesuksesan sebuah negara, dihitung dari banyaknya wirausaha yang tumbuh di negara tersebut. Jadi bergabunglah menjadi penggerak kesuksesan masa depan bagi negara Indonesia!
Get Started Success with Entrepreneurship!

sumber

Memupuk Jiwa Kewirausahaan Pada Anak-anak

Tanggung jawab, kreativitas, dan mampu mengambil keputusan merupakan sifat yang akan muncul pada anak jika jiwa wirausahanya ditumbuhkan sejak dini. Sifat-sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak saat dewasa.

Nah, sebagai orang tua, Anda tentu dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada si kecil dengan cara meningkatkan keterampilan emosional yang dibutuhkan. Misalnya nyaman berada dalam situasi yang tidak pasti, efisien dalam memecahkan masalah, dan mampu menghadapi kegagalan dengan sikap positif.

Ini semua tentang pembentukan perilaku anak, kata Dr. Andrea Vazzana, asisten profesor psikiatri klinis anak di pusat Studi New York University. “Keterampilan emosional anak sangatlah penting dan lebih dini Anda dapat membantu mereka akan lebih baik”

Berikut ini lima tips untuk membantu Anda
mengembangkan kualitas kewirausahaan pada anak-anak:

Model pemecahan masalah yang efektif
      Tingkatkan kemampuan anak memecahkan masalah sejak dini. Jika mereka memiliki masalah,     cari sebuah solusi bersama dengan cara bertukar pikiran. Bantu mereka mengidentifikasi masalah, memikirkan segala kemungkinan untuk mencari solusi, mempertimbangkan pro dan kontra, dan menentukan pilihan terbaik.

Membantu anak-anak belajar dari kegagalan
       Sebagai orang tua, Anda mempengaruhi keinginan anak untuk mencoba sesuatu hingga berhasil tanpa takut gagal. Ketrampilan ini sangat penting bagi seorang pengusaha. Berikan kritikan yang membangun, damping anak untuk mempraktekkan ketrampilan wirausahanya atau ajaklah bertukar pikiran. Temukan cara alternative untuk menyiasati kegagalan yang dijumpai. Ketika Anda menawarkan solusi, berikan pujian khusus pada mereka di kedua sisi sehingga mereka merasa tidak begitu keras dikritik, dan mereka dapat mengambil itu sebagai pesan positif,” kata Vazanna.

Biarkan anak Anda membuat keputusan
      “Ketika anak Anda masih balita, mungkin Anda memberi mereka pilihan ayam atau ikan saat makan malam, atau membiarkan mereka memilih pakaian mereka sendiri. Anda sedang memperlihatkan kepada mereka bagaimana rasanya membuat sebuah keputusan, dan membantu mereka merasa nyaman karena mampu melakukan itu, ujar Vazanna.
       Ketika anak sudah lebih besar, berilah kebebasan memilih yang lebih besar. Kalau Anda terlalu membatasi pilihannya, anak akan merasa kewalahan ketika pilihan membanjir. Pelan-pelan longgarkan kendali dan beri kepercayaan pada mereka untuk mengambil keputusan yang lebih besar.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri
      Anak-anak membutuhkan kebebasan untuk menguji batas-batas dan rasa takut mereka. Jika si kecil menghadapi situasi yang berisiko, Anda boleh membantu mereka, namun pelan-pelan biarkan anak menghadapi sendiri masalahnya. Dengan begitu, Anda membangun rasa percaya diri anak dalam mengambil risiko.

Ajarkan Cara Konstruktif untuk Menantang Status Quo
     Anak-anak sering diajarkan untuk mengikuti aturan secara membabi buta. Hal ini sebenarnya sebuah kebiasaan yang menghambat kewirausahaan. Sebaiknya, ajarkan anak menentang norma-norma secara konstruktif dengan mengartikulasikan alasan mereka. 
     Tanyakan, apa yang mereka pikirkan dan kenapa. Tantang juga mereka untuk mengusulkan gantinya. Orang tua perlu memberi teladan kepada anak. “Cara bicara dan perilaku orang tua akan ditiru oleh anak,” kata Vazanna. Tingkah laku Anda akan membantu anak memahami kapan harus mengikuti aturan dan kapan perlu mempertanyakan norma-norma secara diplomatis.